Rajin Kampanye Lampu Daur Ulang, Repot Ladeni Pesanan


Gambar

Balakresna — Tidak banyak yang menyadari lampu pendar yang sudah tak bisa menyala adalah limbah berbahaya bagi alam. Begitu lampu mati, buang. Tak peduli apakah lampu itu nanti akan mejadi polutan alam atau tidak. Sedikit yang mengerti lampu pendar mati sebenarnya masih bisa digunakan kembali. Alip Purnomo dan Komunitas Resaekel Nusantara membuktikan manfaat lampu mati.

PADA setiap lampu pendar, gas merkuri selalu berperan penting. Gas merkuri dalam tabung berfngsi memendarkan cahaya lampu hingga membuatnya terang. Tanpa gas merkuri, sinar lampu tidak akan bisa terang dengan maksimal.

Repotnya, merkuri dalam bentuk apapun pada dasarnya memiliki sifat polutif bagi alam dan berbahaya untuk kesehatan manusia. Gas merkuri yang terpapar saat lampu pecah adalah polutan yang patut dihindari.

Berangkat dari semangat kesadaran ekologis semacam itulah Alip Purnomo membentuk Komunitas Resaekel Nusan tara. Komunitas ini berkutat pada kerja-kerja daur ulang lampu yang sudah mati menjadi siap pakai kembali.

Sejak tahun lalu, bersama Slamet Senen dia menekuni proses daur ulang lam pu ini. Selain bermanfaat untuk me nekan polutan, daur ulang lampu pu nya peluang menjadi alternatif pemasukan bagi para pelakunya.

Modal padat, untung jelas. Alip mengakui, selain untuk memba ngun kesadaran ekologis, komunitas ini diharapkan bisa memberi man faat ekonomis bagi keluargakeluarga yang terlibat dalam kerja da ur ulang. ”Re itu adalah kembali, Sae berarti bagus, dan Kel merupakan kependekan dari Ke luarga.

Resaekel kira-kira berarti kebaikan yang kembali kepada keluarga,” kata Alip kepada INDOPOS lantas tersenyum. Anak muda bertubuh ramping ini menyebut, meski daur ulang bisa dilakukan pada banyak benda, dia memilih fokus pada lampu. ”Daur ulang lampu setidaknya menekan 50 persen polutan yang berasal dari limbah lampu,” kata Alip.

Menurutnya, setidaknya dari dua buah lam pu bekas bisa menghasilkan satu lam pu siap pakai. Lampu daur ulang siap pakai itu rata-rata di jual dengan harga 30 persen lebih mu rah dari yang baru. Soal daya tahan, lampu daur ulang berani disandingkan dengan lampu-lampu pendar mutu rendah yang kini membanjiri pasaran.

Setiap bulan, bengkel daur ulang lampu Komunitas Resaekel Nusantara bisa menghasilkan setidaknya seribu buah lampu siap pakai. Lampu-lampu daur ulang siap pakai itu terserap cepat oleh pasar. Alip menyebut, pesanan datang dari banyak daerah. Dari Jawa Tengah hingga Lampung. Untuk mndapatkan pasokan bahan lampu bekas, Alip mengandalkan perburuan dan aliran dari para pemulung. ”Ada juga hibah dari warga,’’ katanya. Menurut Alip, lampu daur ulang memiliki pangsa pasar yang luas di pinggiran kota.

Peminatnya adalah kelompok menengah-bawah yang menimbang betul selisih harga sebuah lampu tanpa melirik merek. Walaupun sudah memiliki pasar yang jelas, Alip mengaku masih punya mimpi besar agar lampu-lampu daur ulang bisa digunakan oleh kantor-kantor di Jakarta.

Kantor-kantor di Jakarta yang membutuhkan lampu dan selalu terang Alip sebut sebagai segmen ideal mengampanyekan lampu daur ulang. Tingginya kebutuhan lampu perkantoran berbanding lurus dengan kebiasaan membuang begitu saja limbah lampu. ’’Bayangkan jika kemudian kantor-kantor itu mau menggunakan lampu daur ulang.

Ini bukan so al bisnis ya, tapi lihatlah dari sisi dam pak lingkungan hidupnya. Tentu limbah merkuri dari lampu akan berkurang,’’ kata Alip. Alip saat ini tengah merancang pelatihan daur ulang lampu. Pelatihan itu diharapkan mampu menjadi jembatan tular ilmu kepada siapa saja yang berminat.

”Bagi yang berminat un tuk ke pentingan komersil, bisa saja bergabung. Tapi, yang lebih penting adalah menyebar kesadaran ekologis tentang bahaya limbah lampu jika tak dikelola dengan baik,” katanya. (*)

(Sumber: http://www.indopos.co.id/index.php/berita-utama/2782-rajin-kampanye-lampu-daur-ulang-repot-ladeni-pesanan)

Tinggalkan komentar